Indonesia dikenal sebagai kekuatan besar bulu tangkis dunia. Dari sektor ganda putra, banyak nama telah mencetak sejarah—mulai dari era Ricky/Rexy, Hendra/Ahsan, hingga pasangan muda seperti Leo Rolly Carnando dan Daniel Marthin. Duet Leo/Daniel, yang dijuluki The Babies, digadang-gadang menjadi penerus kejayaan sektor ini. Namun, publik bulu tangkis dikejutkan dengan kabar bahwa Daniel Marthin harus absen dari kompetisi selama kurang lebih tiga bulan akibat cedera yang ia alami pada pertengahan 2025.
Kabar ini sontak menimbulkan kekhawatiran dari penggemar, pelatih, hingga pemangku kepentingan PBSI, mengingat jadwal padat turnamen yang krusial, termasuk jelang World Tour Finals dan babak kualifikasi terakhir menuju Olimpiade 2028. Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara komprehensif mengenai:
- Kronologi cedera Daniel Marthin
- Penjelasan medis dan kondisi terkini
- Dampak absen terhadap Leo Rolly Carnando
- Reaksi dari PBSI dan pelatih sektor ganda putra
- Evaluasi performa sebelum cedera
- Potensi pengganti sementara
- Proyeksi jangka panjang: Apakah ini gangguan atau peluang?

1. Kronologi Cedera: Saat Langkah Terhenti di Tengah Jalan
Cedera yang dialami Daniel Marthin pertama kali mencuat saat mereka tampil di turnamen Indonesia Open 2025. Dalam pertandingan babak perempat final melawan pasangan Jepang, Daniel terlihat mengalami ketidaknyamanan pada lutut kanannya. Beberapa kali ia meminta waktu kepada wasit untuk mendapatkan perawatan medis. Meskipun memaksakan bermain hingga pertandingan usai, performa mereka menurun drastis.
Beberapa hari setelah turnamen berakhir, PBSI mengonfirmasi bahwa Daniel mengalami cedera otot ligamen lutut kanan dan memerlukan waktu istirahat serta pemulihan intensif. Cedera ini disebut-sebut merupakan akumulasi dari tekanan dan frekuensi pertandingan yang sangat padat sejak awal musim.
2. Penjelasan Medis: Cedera Lutut yang Butuh Penanganan Serius
Dokter PBSI, dr. Grace Herlina, menjelaskan bahwa Daniel mengalami robekan parsial pada ligamen patella yang menempel di bagian bawah tempurung lutut. Cedera ini umum terjadi pada atlet yang sering melakukan lompatan eksplosif seperti dalam bulu tangkis.
“Kondisinya tidak terlalu parah hingga butuh operasi, namun butuh rehabilitasi yang disiplin. Estimasinya, 10 hingga 12 minggu. Itu termasuk fisioterapi, penguatan otot, dan adaptasi bertahap ke lapangan,” ungkap dr. Grace.
Selama masa pemulihan, Daniel dilarang melakukan gerakan melompat, melakukan akselerasi cepat, dan bermain penuh. Ini dilakukan untuk mencegah cedera kambuh yang bisa lebih fatal.
3. Dampak pada Leo Rolly Carnando: Ditinggal Rekan, Cari Chemistry Baru
Absennya Daniel jelas menjadi pukulan bagi pasangannya, Leo Rolly Carnando. Keduanya sudah membentuk chemistry sejak level junior dan kini telah beberapa kali menembus final serta semifinal turnamen bergengsi. Leo harus menghadapi kenyataan tampil sendirian, atau berpasangan sementara dengan pemain lain.
PBSI kemudian memasangkan Leo dengan Rahmat Hidayat, pemain muda dari pelatnas pratama, untuk turnamen-turnamen pengganti seperti Japan Open, Thailand Open, dan Chinese Taipei Masters.
Namun, chemistry yang telah terbentuk selama bertahun-tahun antara Leo dan Daniel tentu tidak bisa serta-merta tergantikan. Leo juga mengakui bahwa penyesuaian dengan pasangan baru bukan hal mudah.
“Main sama Daniel itu seperti tahu isi kepala masing-masing. Tapi saya tetap harus profesional, siapa pun pasangannya,” ujar Leo dalam wawancara singkat usai Japan Open.
4. Tanggapan PBSI dan Pelatih
Kepala pelatih ganda putra PBSI, Aryono Miranat, menyatakan bahwa Daniel memang telah dipantau sejak awal tahun karena menunjukkan gejala kelelahan otot.
“Sebetulnya dari turnamen di Eropa bulan Maret lalu, Daniel sudah beberapa kali mengeluhkan sakit. Tapi karena ambisi mengejar poin Olimpiade, kami bersama tim medis memberi pengawasan ketat,” ujar Aryono.
PBSI juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan memaksakan Daniel bermain sebelum 100 persen pulih. Lebih baik kehilangan satu turnamen besar daripada kehilangan satu musim penuh akibat cedera kronis.
5. Evaluasi Performa Sebelum Cedera
Sebelum cedera, Leo/Daniel sempat tampil cukup impresif pada awal tahun 2025. Mereka menembus final di All England, semifinal Swiss Open, dan perempat final Malaysia Open. Pasangan ini bahkan sempat menumbangkan unggulan Jepang dan Korea dalam beberapa kesempatan, menandakan bahwa mereka mulai mencapai puncak permainan.
Namun, padatnya jadwal dan kejar-mengejar poin membuat mereka tidak punya waktu cukup untuk pemulihan. Kalender BWF yang tak kenal jeda, sering kali jadi bumerang bagi atlet elite seperti Daniel.
6. Potensi Pengganti Sementara: Siapa yang Bisa Isi Kekosongan?
PBSI tak punya banyak pilihan dalam menggantikan Daniel. Beberapa opsi yang sedang diuji adalah:
- Rahmat Hidayat, seperti disebutkan, adalah talenta muda yang sedang dibina PBSI.
- Muhammad Rayhan Nur Fadillah, yang sebelumnya berpasangan dengan Rahmat, juga menjadi alternatif.
- Pasangan senior seperti Hendra Setiawan pun sempat ditawari untuk tandem sementara dengan Leo sebagai mentor.
Namun PBSI memilih untuk fokus pada regenerasi dan membangun pasangan muda sebagai investasi jangka panjang. Turnamen kecil dimanfaatkan untuk membentuk chemistry dan konsistensi Leo dengan pasangan barunya.
7. Reaksi Netizen dan Komunitas Bulu Tangkis
Kabar absennya Daniel menjadi sorotan di media sosial. Banyak yang menyayangkan sekaligus mendoakan pemulihannya. Beberapa komentar dari fans:
“Cepat sembuh Daniel! Kami tunggu smash keras kamu di lapangan!”
“Leo tanpa Daniel itu kayak nasi goreng tanpa telur.”
“PBSI harus bisa kelola jadwal pemain. Jangan sampai atlet muda hancur karena kelelahan.”
Publik juga mendorong PBSI untuk lebih bijak dalam mengatur rotasi pemain, agar kejadian serupa tidak berulang.
8. Agenda Turnamen yang Terlewat
Selama tiga bulan ke depan, Daniel dipastikan absen di sejumlah turnamen penting, antara lain:
- Japan Open 2025
- Korea Open 2025
- Thailand Masters 2025
- World Tour Super 750 Denmark dan France Open
Absennya mereka tentu berdampak pada perolehan poin ranking dunia. Saat ini, Leo/Daniel berada di posisi ke-6 dunia, dan bisa saja merosot ke luar 10 besar jika tidak ada hasil signifikan dari Leo dan pasangan sementaranya.
9. Harapan dan Proyeksi Menuju Akhir Musim
Jika pemulihan berjalan lancar, Daniel diharapkan bisa kembali bermain pada November 2025, tepat sebelum World Tour Finals. Namun, PBSI tetap memberikan lampu kuning: tidak akan memaksakan jika belum siap.
Menatap Olimpiade 2028, Leo/Daniel masih menjadi pasangan potensial. Konsistensi, kesehatan, dan dukungan tim akan jadi faktor penentu apakah mereka mampu bersaing dan membawa kembali medali emas dari sektor yang pernah dikuasai Indonesia.
10. Penutup: Absen Bukan Akhir, tapi Awal Perjalanan Baru
Cedera dalam dunia olahraga bukanlah akhir segalanya. Banyak atlet justru kembali lebih kuat setelah melewati fase pemulihan yang panjang. Daniel Marthin, yang dikenal dengan semangat juang dan determinasi tinggi, diprediksi akan kembali ke lapangan dengan performa yang lebih matang secara fisik dan mental.
PBSI, fans, pelatih, hingga rekan setim harus bahu-membahu untuk menjaga semangat juang Daniel tetap menyala. Sementara Leo, diberi kesempatan untuk berkembang sebagai pemimpin dalam pasangan ganda putra, sekaligus menguji kemampuannya adaptasi dengan berbagai situasi.
Dalam bulu tangkis, seperti dalam hidup, yang paling penting bukan berapa kali jatuh, tapi seberapa kuat untuk bangkit kembali. Daniel Marthin kini menghadapi momen itu—dan seluruh Indonesia menantikan comeback sang juara.